48 research outputs found

    PENGEMBANGAN APLIKASI MONITORING UNTUK PERBAIKAN MANAJEMEN USAHA PETERNAKAN DOC (Studi Kasus di PT Sierad, tbk)

    Get PDF
    PT Sierad, tbk is one animal husbandry company. There are problems in management like no integration between data, the feed control isn't good enough causes excess or shortage of food in the warehouse, and the last is death of the DOC caused by any kind of diseases. Therefore, the business need an information system for monitor the growing of the DOC from beginning of purchase until sales. The goal of this system is optimizing the data flow from purchasing the DOC, the growing of DOC, until the DOC sales to optimize the company's profit. The making process of this system begins by finding the factors that affect the development of DOC, and then making a process that integrates the data needed to be more accurate. Implementation of information systems at the farm could facilitate the flow of data between departments and increase the accuracy of the data stored so that they can overcome the risks that exist within the enterprise and increase the level of corporate profits. In designing system, there are used system development life cycle that consist of system phases. In design phase, we used context diagram, data flow diagram (DFD) and entity relationship diagram (ERD). PHP programming language is used to construct the application. This application have been verified. The application can identify data and information that are needed in DOC farming, diseases treatment, data of used feed, data of feed stock and data of feed cost

    Airline Service Quality Analysis Using Integration of Fuzzy Servqual, PGCV Index, and TRIZ Methods in Indonesian Full-Service Carrier Airlines

    Get PDF
    The airlines in Indonesia consist of full-service carrier (FSC), medium service carrier (MSC) and low-cost carrier (LCC) category. FSC has some characteristics where the baggage policy is free up to 20 kg, available in food, beverages, magazines, entertainments such as audio and video, economic or non-economic flight classes, executive lounge facilities and classrooms, and seating spaces. Preliminary research conducted in one of the FSC airlines showed some consumers complained about customer satisfaction issues.  Based on these problems, the research objectives are to measure customer satisfaction of FSC airlines, to identify problematic service criteria with fuzzyservqual and PGCV index, and to design a system improvement using the TRIZ Method. The result of services quality measurement described that there are 12 criteria unsuitable for the passenger's expectation. The results of TRIZ analysis obtained suggest for improvement such as the placement of professional flight attendants when flying, providing support facilities such a waiting room to increase passenger convenience, placing expert staff for sympathetic information that can be accessed by passengers

    Environmental impact analysis of batik natural dyes using life cycle assessment

    Get PDF
    The use of natural dyes for batik dyeing is fewer than synthetic dyes because of its limitations in the application such complexity in manufacture and usage. For ease of use, natural dyes need to be processed into instant products. Extract of natural dyes are generally produced in liquid form that are less practical in long-term use. Dye powder obtained by drying the liquid extract using spray dryer. Production process of liquid natural dye is simpler and require less energy but need more energy for transporting. It is important to know which type of natural dyes should be produced based on their environmental impact. This research aim to compare environmental impact between liquid and powder natural dyes and also to find relative contribution of different stage in life cycle to total environmental impact. The appropriate method to analyze and compare the environmental impacts of powder and liquid natural dyes is Life Cycle Assessment (LCA). The “cradle to grave” approach used to assess environmental impact of powder and liquid natural dyes of Jalawe rind throughout production process of natural dyes, distribution and use of natural dyes for coloring batik. Results of this research show that powder natural dyes has lower environmental impacts than liquid natural dyes. It was found that distribution, mordanting and packaging of liquid dyes have big contribution to environmental impact

    Barriers of Reverse Logistics Implementation: A Case Study in a Car Battery Industry in Indonesia

    Get PDF
    There is a kindly new concept in logistics that related to the reusing, remanufacturing, and refurbishing of products, announced as reverse logistic (RL). While conventional or forward logistics is defined as the process of moving goods from the point of origin to the point of consumption, RL is defined contrarily. It allows the return of the products to be recycled, reworked, reused, or crushed for disposal. It has been growing out worldwide, affecting all the levels of supply chains in various industry sectors since the best RL operations would lead to higher sales revenue and reduced costs. However, regardless of its benefits, there are some barriers of the RL implementation, especially in the developing countries. The objective of this research is to identify the barriers of RL implementation in a car battery industry in Indonesia and study the interaction among those barriers to find the the root barrier using interpretative structural modelling. These barriers are then further analyzed using MICMAC analysis to look for the priority of the strategy to manage the barriers. The finding could help the managers to generate some policies toward the RL implementation

    PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

    Get PDF
    Abstrak Untuk memenangkan persaingan bisnis produsen harus memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Untuk itu produsen perlu melakukan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa. Comlabs ITB sebagai salah satu penyedia jasa internet di kampus ITB juga perlu melakukan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengukur gap antara harapan dan persepsi pelanggan serta melakukan plot pada diagram dua dimensi. Sehingga dari pendekatan ini dapat diketahui dimensi kualitas mana yang perlu diperbaiki untuk memberikan kepuasan pada pelanggan . Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada tiga dimensi kualitas yang perlu diperbaiki, yaitu better, reability dan security. Untuk melakukan perbaikan direkomendasikan 5 langkah perbaikan. Kata kunci : harapan, kepuasan pelanggan, persepsi Abstract To win in business world, producers have to give satisfaction to their customer. Producers have to measure their customer satisfaction for the product or service that they produce. Comlabs ITB as one of internet service in ITB need to measure their customer satisfaction. The approach to measure it is analyze the gap between customer expectation and perception, and after that put the gap on two dimension diagram. From this approach, Comlabs will knew which quality variable must be improve to give customer satisfaction. From this research there are three variable that must be improve, better, reliability, and security. Five step are recommended to improve the three variables. Keyword: expectation, customer satisfaction, perception PENDAHULUAN Kepuasan pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi produsen. Produsen akan dapat memenangkan persaingan bisnis dengan memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Sebaliknya jika produsen tidak dapat memberikan kepuasan maka pelanggan akan beralih kepada produsen yang lain. Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana harapan pelanggan dapat dipenuhi oleh produsen. Tingkat kepuasan direpresentasikan oleh gap yang terjadi antara persepsi dan harapan pelanggan. Persepsi adalah penilaian pelanggan terhadap suatu produk atau jasa, sedangkan harapan adalah harapan atau keinginan pelanggan akan produk atau jasa yang dirasakan. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Comlabs merupakan Unit Sumber Daya Informasi ITB (USDI ITB), yaitu unit yang bergerak dalam bidang penyediaan informasi di ITB. Selain sebagai pusat pelayanan informasi di ITB, USDI juga bertanggung jawab terhadap penyediaan sistem informasinya. Comlabs ITB berdiri dilatar belakangi oleh diperlukannya suatu lembaga yang mengelola perangkat serta infrastruktur TPB untuk memelihara serta menyelenggarakan program-program layanan yang ditujukan untuk mahasiswa ITB. Di samping itu Comlabs memberikan jasa layanan internet bagi mahasiswa. Layanan internet yang diberikan Comlabs ITB dapat diakses oleh mahasiswa dengan piranti nirkabel atau LAN di seluruh kampus ITB dan melalui warung internet di Comlabs ITB. Warung internet merupakan salah satu layanan Comlabs ITB yang banyak dimanfaatkan mahasiswa untuk mendukung proses belajar. Comlabs ITB sebagai penyedia jasa internet bagi mahasiswa ITB harus menyadari pentingnya memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kepuasan pelanggan warung internet sebagai langkah awal dalam usaha peningkatan layanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasaan pelanggan warung internet Comlabs ITB dan memberikan rekomendasi bagi Comlabs untuk melakukan perbaikan pelayanan. METODE PEMECAHAN MASALAH Model Servqual Parasuraman, et al (1990) mengembangkan model ServQual sebagai model untuk membantu menganalisis penyebab masalah kualitas dan cara-cara melakukan perbaikan kualitas. Model ini merupakan model kualitas jasa yang paling populer dan hingga kini banyak dijadikan acuan dalam riset manajamen dan pemasaran jasa. Model Servqual digambarkan pada gambar 1 berikut. Gambar 1. Model Servqual Tingkat kepuasan pelanggan direpresentasikan oleh gap antara harapan dan persepsi pelanggan terhadap produk atau jasa dari produsen. Untuk mengukur kepuasan pelangan perlu dirumuskan harapan pelanggan dan persepsi pelanggan. Untuk merumuskannya harus dicari pelanggan, yaitu dimensi atau karakteristik produk yang diinginkan pelanggan. Atribut pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Customer Atribute Generic : bersifat umum dan berlaku untuk produk maupun jasa, meliputi atribut Faster, Better, Cheaper b. Customer Atribute Spesific : bersifat spesifik untuk salah satu jenis, spesifik untuk jasa atau untuk produk. Garvin menyatakan bahwa terdapat 8 dimensi kualitas, yaitu : 1) Performance 2) Features 3) Reliability 4) Conformance 5) Durability 6) Service ability 7) Aesthetics 8) Perceived Quality Selanjutnya, Berry dan Parasuraman mengembangkan model kepuasan dengan memasukkan dimensi kualitas yang ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2 Model kepuasan pelanggan menurut Berry dan Parasuraman Berry & Parasuraman menyatakan bahwa terdapat 10 dimensi kualitas jasa, sebagai berikut: A. Reliability, yaitu Kemampuan menghasilkan performansi secara konsisten B. Responsiveness, yaitu keunggulan dan kesiapan pegawai dalam menyediakan jasa. C. Competence, yaitu keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki untuk menghasilkan jasa D. Access, yaitu kemudahan memperoleh pelayanan E. Courtesy, yaitu kesopanan dan keramahan dalam melayani F. Communication, yaitu kemampuan menyampaikan informasi kepada pelanggan & mendengarkan pelanggan G. Credibility, yaitu kejujuran (dapat dipercaya) dan reputasi perusahaan H. Security, yaitu Aman (bebas) dari bahaya, resiko kehilangan/kerusakan baik fisik, keuangan atau rahasia. I. Perhatian kepada pelanggan, yaitu Usaha untuk mengerti kebutuhan pelanggan J. Tangible, yaitu bukti-bukti fisik seperti fasilitas fisik, penampilan pegawai, peralatan yang digunakan untuk menghasilkan jasa dan sebagainya. Selanjutnya Bery & Parasuraman melakukan agregasi dari 10 menjadi 5 dengan akronim RATER, sebagai berikut: 1. R : Realibiliy, yaitu kemampuan menghasil-kan jasa yang dijanjikan 2. A : Assurance, yaitu Pengetahuan, Courtesy dan kemampuan untuk dipercaya 3. T : Tangible 4. E : Empathy, yaitu perhatian perusahaan kepada pelanggansebagai individu 5. R : Responsiveness METODOLOGI PENELITIAN Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menyusun instrumen survei meliputi : a. Menentukan atribut pelanggan. b. Membuat tabel operasional variabel c. Menyusun pertanyaan untuk mengukur atribut. Untuk mengukurnya akan dibuat instrumen survei dalam bentuk kuesioner. Ada dua macam kuesioner yang dibuat, yaitu : 1. Kuesioner Persepsi Pelanggan berisi tentang penilaian pelanggan terhadap kualitas layanan yang disediakan oleh Comlabs. 2. Kuesioner Harapan Pelanggan berisi tentang harapan pelanggan terhadap kualitas suatu warnet. 2. Menentukan responden Penelitian ini menggunakan responden yang merupakan pengguna jasa Warung internet Comlabs. Responden yang dipilih adalah mahasiswa ITB baik mahasiswa S1, S2 maupun S3. 3. Melakukan uji instrumen Sebelum instrumen survei disebar kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji instrument. Uji instrument yang dilakukan antara lain : a) Mencoba kuesioner pada 3 orang untuk mengetahui apakah pertanyaan sudah dimengerti atau belum. Pada uji pertama ini dihasilkan beberapa perbaikan untuk pertanyaan pada beberapa indikator. b) Melakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian ini dilakukan terhadap 20 responden untuk memastikan data yang terkumpul benar-benar reliabel dan valid. Hasil uji reliabilitas untuk harapan dan persepsi pelanggan memberikan nilai Cronbach's Alpha ≥ 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang terkumpul bersifat reliabel. Sedangkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua variabel pada harapan dan persepsi pelanggan nilai Corrected Item-Total Correlation ≥ r table, r (0,05;18) = 0.3783, sehingga dapat disimpulkan bahwa data valid. 4. Melakukan pengolahan data Tahapan pada pengolahan data antara lain : 1. Mencari rata-rata pada tiap indikator dan variabel yang diukur. Hasil rata-rata dapat dilihat pada Lampiran. 2. Menyusun rangkuman atau matriks gabungan persepsi dan harapan untuk setiap variabel dan indikator yang diukur. Selanjutnya dilakukan penghitungan gap antara persepsi dan harapan. 3. Melakukan plot nilai harapan dan persepsi pelanggan pada diagram dua dimensi. HASIL PENELITIAN Hasil pengolahan data diberikan pada tabel 1 dan tabel 2 berikut. Tabel 1. Gap Indikator Indikator Persepsi Harapan Gap 1 3,20 4,70 -1,50 2 3,00 4,45 -1,45 3 2,70 4,45 -1,75 4 3,20 4,35 -1,15 5 2,40 3,05 -0,65 6 3,10 4,15 -1,05 7 3,90 4,25 -0,35 8 2,75 4,15 -1,40 9 2,75 4,30 -1,55 10 3,55 4,40 -0,85 11 3,55 4,25 -0,70 12 3,20 4,40 -1,20 13 3,35 3,95 -0,60 14 3,60 3,95 -0,35 15 3,20 4,50 -1,30 16 3,85 4,60 -0,75 17 2,65 4,30 -1,65 18 3,85 3,75 0,10 19 3,35 4,25 -0,90 20 3,80 4,15 -0,35 21 3,45 4,35 -0,90 22 3,60 4,10 -0,50 23 4,15 4,65 -0,50 24 4,00 3,95 0,05 25 2,85 4,65 -1,80 26 2,30 3,45 -1,15 27 3,85 4,55 -0,70 28 2,10 3,60 -1,50 29 2,95 4,15 -1,20 30 3,05 3,80 -0,75 31 3,85 4,00 -0,15 32 2,15 3,90 -1,75 33 3,35 4,30 -0,95 34 3,60 4,35 -0,75 35 3,35 3,50 -0,15 Tabel 1 menunjukkan bahwa hampir semua indikator bernilai negatif. Hal ini memperlihatkan bahwa pelanggan menilai bahwa pelayanan Comlabs masih lebih rendah daripada harapan pelanggan. Tabel 2. Gap Variabel Variabel Persepsi Harapan Gap Faster 3,10 4,58 -1,48 Better 2,77 3,95 -1,18 Cheaper 3,50 4,20 -0,70 Reliability 2,75 4,23 -1,48 Responsiveness 3,55 4,33 -0,78 Competence 3,34 4,20 -0,86 Access 3,25 4,45 -1,20 Courtesy 3,60 4,00 -0,40 Communication 3,63 4,25 -0,63 Credibility 3,92 4,23 -0,32 Security 2,58 4,05 -1,48 Perhatian kepada pelanggan 3,85 4,55 -0,70 Tangible 3,05 3,95 -0,90 Tabel 2 menunjukkan bahwa semua variabel bernilai negatif. Hal ini memperlihatkan bahwa pelayanan yang diberikan Comlabs masih lebih rendah daripada harapan dari pelanggan. Setelah dilakukan pengukuran gap, selanjutnya dilakukan plot terhadap harapan dan persepsi pelanggan dalam diagram dua dimensi pada gambar 3 berikut. Gambar 3. Diagram Dua Dimensi Diagram dua dimensi ini berfungsi untuk menunjukkan bagaimana posisi persepsi dan harapan pelanggan pada tiap variabel yang dinilai. Diagram ini terdiri dari 4 kuadran dengan keterangan sebagai berikut : a. Kuadran 1 menunjukkan persepsi dan harapan sama-sama rendah, yang berarti variabel tersebut tidak dirasa penting oleh pelanggan maupun produsen. b. Kuadran 2 menunjukkan daerah pelanggan tidak merasa puas sehingga perlu untuk diperbaiki. c. Kuadran 3 menunjukkan daerah puas bagi pelanggan. d. Kuadran 4 menunjukkan daerah dimana konsumen sangat puas namun sebenarnya konsumen tidak mengharapkan sebesar itu. Hasil plot diagram dua dimensi diperoleh hasil bahwa ada tiga variabel yang masuk kuadran 2. Ini menunjukkan bahwa konsumen merasa tidak puas terhadap pelayanan pada ketiga variabel ini. Ketiga dimensi tersebut antara lain dimensi B, dimensi D dan dimensi K. Sedangkan sepuluh variabel yang lain berada pada kuadran 3 yang menunjukkan bahwa pelanggan sudah merasa puas dengan pelayanan kesepuluh variabel tersebut, hal ini berarti pelayanan yang diberikan oleh Comlabs sudah sesuai dengan harapan pelanggan. Berdasarkan plot diagram dua dimensi dapat direkomendasikan perbaikan untuk ketiga variabel yang masuk pada kuadran 2, sebab pelanggan masih kurang puas dengan pelayanan pada ketiga variabel tersebut. variabel yang perlu diperbaiki antara lain variabel better, reliability dan security. Indikator dari 3 variabel yang perlu diperbaiki ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3. Indikator dari 3 Variabel yang perlu diperbaiki Variabel Indikator Better 1. Lama waktu tunggu 2. Kelengkapan layanan multimedia. reliability 1. Stabilitas kecepatan akses internet 2. Kesiapan komputer dan fasilitas multimedia lainnya. Security 1. Tingkat keamanan komputer dari serangan virus. Dari tabel 3 dapat direkomendasikan beberapa langkah perbaikan seperti ditunjukkan pada tabel 4 berikut. Tabel 4 Rekomendasi Perbaikan Indikator Rekomendasi a. Lama waktu tunggu Menambah jumlah komputer untuk mengurangi waktu tunggu b. Kelengkapan layanan multimedia. Menambah fasilitas layanan multimedia. c. Stabilitas kecepatan akses internet Menambah kecepatan akses d. Kesiapan komputer dan fasilitas lainnya. Melakukan pemeriksaan dan perawatan komputer secara rutin e. Tingkat keamanan komputer dari serangan virus Menggunakan sistem operasi yang tahan terhadap serangan virus, serta melakukan update antivirus secara rutin. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelanggan warung internet Comlabs merasa puas pada 10 variabel, antara lain faster, cheaper, responsiveness, competence, access, courtesy, communication, credibility, perhatian kepada pelanggan dan tangible. Namun pelanggan kurang puas terhadap 3 variabel lainnya yang meliputi better, reliability dan security. Dari hasil analisis dapat diberikan 5 rekomendasi untuk perbaikan terhadap variabel better, reliability dan security. Rekomendasi tersebut antara lain menambah jumlah komputer untuk mengurangi waktu tunggu, menambah fasilitas layanan multimedia, menambah kecepatan akses, melakukan pemeriksaan dan perawatan komputer secara rutin dan menggunakan sistem operasi yang tahan terhadap serangan virus, serta melakukan update antivirus secara rutin. DAFTAR PUSTAKA 1. Zeithaml, Valarie A., Parasuraman, Berry, Leonard L., (1990), Delivering Quality Service: Balancing Customer Perceptions and Expectations, The Free Press, New York,. 2. Dutka, A. F., (1994), AMA Handbook for Customer Satisfaction : A Complete Guide to Research, Planning, and Implementation, McGraw-Hil

    PENENTUAN KOMBINASI TERBAIK PAKAN BUATAN DARI LIMBAH LELE TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT IKAN LELE DUMBO (CLARIAS GARIEPINUS) DENGAN EKSPERIMEN RANCANGAN ACAK LENGKAP

    Get PDF
    In catfish farming biggest obstacle is the high cost of feed that is 70% of the total cost of production. Under these conditions, it is necessary the development of feed protein source local raw materials are easily available and have the appropriate nutrients in lieu of mill feed. One of the raw materials that can be used as an alternative is a waste of catfish. The rest of the processing waste is produced catfish processing industry. This study aims to find the best combination of artificial feed to gain catfish through a completely randomized design experiments and economic analysis of selected artificial feed. Treatment in the form of a concentration difference waste of catfish plus bran. Treatment I(90% waste +10%bran), treatment II(85% waste +15%bran), treatment III(80% waste +20% bran), treatment IV(75% waste +25% bran). Given feed 2 times a day as much as 5% of total body weight. Tests conducted on catfish 2 month old in a tub at a density of 5 trials tail / tub and 6 replicates for 1.5 months. The results obtained by the combination treatment was chosen III(80%waste +20%bran), with the highest average growth of 39.57 g/fish. Economic analysis of selected artificial feed production capacity of 100 kg/month obtained artificial feed production cost is Rp 2838.33/kg. Feed prices have made the difference between Rp 5,161 to the mill feed is sold at Rp 8,000.00/per kg. Key words: artificial feeding, Clarias gariepinus, completely randomized design experiment, waste of catfis

    Life-cycle assessment of hydrogen utilization in power generation: A systematic review of technological and methodological choices

    Get PDF
    Interest in reducing the greenhouse gas emissions from conventional power generation has increased the focus on the potential use of hydrogen to produce electricity. Numerous life-cycle assessment (LCA) studies of hydrogen-based power generation have been published. This study reviews the technological and methodological choices made in hydrogen-based power generation LCAs. A systematic review was chosen as the research method to achieve a comprehensive and minimally biased overview of hydrogen-based power generation LCAs. Relevant articles published between 2004 and 2021 were identified by searching the Scopus and Web of Science databases. Electrolysis from renewable energy resources was the most widely considered type of hydrogen production in the LCAs analyzed. Fuel cell technology was the most common conversion equipment used in hydrogen-based electricity LCAs. A significant number of scenarios examine the use of hydrogen for energy storage and co-generation purposes. Based on qualitative analysis, the methodological choices of LCAs vary between studies in terms of the functional units, allocations, system boundaries, and life-cycle impact assessment methods chosen. These discrepancies were likely to influence the value of the environmental impact results. The findings of the reviewed LCAs could provide an environmental profile of hydrogen-based electricity systems, identify hotspots, drive future research, define performance goals, and establish a baseline for their large-scale deployment

    PERENCANAAN KEGIATAN MAINTENANCE PADA SISTEM PIPE MAKING LINE DENGAN PENDEKATAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (STUDI KASUS PT INDONESIA STEEL TUBE WORKS SEMARANG)

    Get PDF
    Pada perusahaan mass production, terjadinya breakdown mesin dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan  karena adanya kehilangan kapasitas. Oleh karena itu perlu dilakukan maintenance guna menurunkan frekuensi breakdown maupun tingkat keparahannya.  PT Indonesia Steel Tube Works (PT ISTW) telah menerapkan  maintenance baik secara preventive maupun corrective. Namun hingga saat ini PT ISTW belum bisa mencapai target breakdown sebesar 0,5%. Lini yang memiliki tingkat breakdown yang tertinggi di PT ISTW adalah Pipe Making Line. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rencana kegiatan maintenance guna menjamin keandalan sistem pada Pipe Making Line berdasarkan modus-modus kegagalan mesin dan konsekuensinya.  Metode yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance (RCM) II, dimana penilaian dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif  .  Data yang dikumpulkan antara lain  modus dan efek kegagalan yang diperoleh dari hasil wawancara serta  manual vendor mesin,  maintenance activity report  dan  machine history record  yang merupakan data sekunder. Hasil dari penelitian ini adalah perencanaan kegiatan maintenance untuk modus-modus kegagalan yang terdiri dari scheduled discard task, on condition task, no-scheduled maintenance dan usulan redesign. Kata kunci: Maintenance, Reliability Centered Maintenance (RCM
    corecore